PERSPEKTIF SITUASIONAL
Oleh: Agus Setiawan
Adapun
 faktor situasional atau kontekstual konkret 
sifat manusia, dialogis, atau agama dikur
yang mungkin relevan bagi 
penilaian etika yang murni situasional antara lain adalah:
- peran atau fungsi komunikator terhadap khalayak (pendengar atau pembaca)
 - standar khalayak mengenai kelogisan dan kelayakan
 - derajat kesadaran khalayak tentang cara-cara komunikator
 - tingkat urgensi untuk pelaksanaan usulan komunikator
 - tujuan dan nilai khalayak
 - standar khalayak untuk komunikasi etis

 
ada dua analisis etika komunikasi menawarkan penilaian negatif mereka terhadap perspektif situasional ekstrem atau “murni”:
“Ketika masalah etika dianggap sebagai masalah situasional murni, John Merrill mendasarkan,
 “ia kehilangan semua artinya sebagai etika”.”jika setiap kasus berbeda,
 jika setiap situasi membutuhkan standar yang berbeda, jika tidak ada 
etika mutlak, maka kita akan mengesampingkan semua subjek.. dan 
semata-mata puas bahwa setiap orang menjalani hidupnya dengan tingkah 
atau pertimbangannya yang mungkin berubah dari situasi ke situasi.”
“Bert Bradley menyimpulkan:...”Bahwa
 etika situasi mempunyai kemampuan tidak pasti untuk membenarkan 
sejumlah keputusan yang beragam. Tidak sulit melihat bagaimana etika 
situasi dapat digunakan untuk merasionalkan, baik sadar maupun tidak, 
keputusan dan tindakan yang berasal dari sikap yang egois dan suka 
mengelak.”
Ada sebuah aspek yang sangat rentan dari etika 
situasi adalah bahwa ia memerlukan derajat kecanggihan yang tinggi dalam
 penalaran, objektivitas dalam analisis, dan keluasan perspektif  yang 
sangat luar biasa yang dimiliki seorang individu dan jarang sifat-sifat 
ini jarang ditemukan secara tunggal dalam manusia.
Perspektif Situasional Rogge
Menurut
 Edward Rogge; perspektif situasional dalam etika komunikasi tidak 
diukur dengan seperangkat standar universal dan kekal, kriteria etika 
seharusnya bervariasi sebagaimana faktor-faktor dalam situasi pidato 
yang bervariasi, sebagaimana kebutuhan untuk pelaksanaan usulan pembujuk
 yang bervariasi, dan sebagaimana derajat kepemimpinannya yang 
bervariasi.
Dari analisis Rogge diatas dapat dinyatakan bahwa 
pernyataan yang terlalu dibesar-besarkan dan tidak dikenal adalah etis 
dalam kampanye politik (kita menerima itu sebagai permainan), akan 
tetapi tidak etis dalam ceramah di ruang kelas.
Perspektif Situasional Diggs
B.j. Diggs menawarkan perspektif yang secara parsial situasional. Ia terutama menekankan “karakteristik kontekstual standar-standar etika” yang
 seharusnya mempengaruhi persuasi, Diggs yakin bahwa tugas atau 
kedudukan pembujuk, seperti yang ditentukan situasi tertentu, khalayak 
dan masyarakat, seharusnya menentukan kriteria apa yang layak untuk 
menilai etika cara dan tujuan.
Dalam pandangan situasionalnya yang
 menekankan sifat tugas spesifik pembujuk, Diggs menyarankan berbagai 
pedoman untuk menilai etika. Kita harus mempertimbangkan sejauh mana 
kita atau orang lain: 1) mempunyai hak berkomunikasi tentang subjek 
(mempunyai pengetahuan yang cukup tentang subjek dan tentang kebutuhan 
dan tanggung jawab khalayak), 2) mempunyai kewajiban berkomunikasi 
tentang subjek (mungkin disebabkan oleh peran atau pemilikan informasi 
yang sangat diperlukan), 3) menggunakan cara-cara komunikasi yang secara
 moral benar, 4) menganjurkan jalan yang benar dan bijak, 5) dan 
menunjukkan pertimbangan yang baik untuk mengadopsi pandangan yang 
dianjurkan.
Etika Situasi Fletcher
Untuk 
membantu pengkajian etika perilaku manusia, Fletcher menguraikan empat 
unsur situasional umum yang dengan mudah dapat digunakan dalam menilai 
etika komunikasi; Pertama: tujuan atau sasaran apa yang dicari?, Kedua: cara atau metode apa yang digunakan untuk mencapai tujuan?, Ketiga: motif apa yang membangkitkan usaha tersebut?, Keempat: apa konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari tujuan dan cara?
Kutipan yang meringkaskan konsep Fletcher tentang etika situasi kristiani.
“situasionis
 yang memasuki setiap situasi pengambilan keputusan dilengkapi dengan 
norma etika komunitasnya, dan ia memperlakukannya dengan penghormatan 
sebagai penjelas masalahnya. Ia bersedia dalam setiap situasi untuk 
mengkompromikannya atau menyisihkannya dalam situasi di mana cinta tampak lebih baik terlayani dengan melakukan itu.”
Perspektif situasional Alinsky
Beberapa aturan-aturan Alinsky tentang sifat situasional:
- Dalam perang, tujuan membenarkan segala cara. Alinsky tidak memaksudkan peperangan militer. “perang bukanlah sebuah perdebatan intelektual, dan dalam perang, terhadap kejahatan sosial tidak ada aturan main yang wajar.”
 - Penilaian harus dibuat dalam konteks waktu ketika tindakan itu terjadi dan bukan dari tempat kronologis lain yang menguntungkan.
 - Perhatian terhadap etika meningkat sejalan dengan jumlah cara yang tersedia dan sebaliknya. Keraguan moral mungkin muncul ketika kita mempunyai kesempatan memilih di antara cara-cara alternatif yang sama-sama efektif.
 


jadi apakah komunikator yang memperhatikan atau melakukan komunikasi yang tidak tegas, lugas dan dapat di pertanggung jawabkan termasuk sudah memnuhi krriteria stuasional??
ReplyDelete