Ummul mu’minin Ummu Salamah Hindun binti Abu Ummayyah Radhiyallahu ‘anha
oleh Admin
Muqadimah
Sebagai
sosok manusia, wanita tidak bisa lari dari takdir social tak jarang
takdir social tersebut terlanjur memosisikan wanita pada posisiyang
merugikan masyarakat sudah terlanjur menelan mentah-mentah sebuah anutan
nilai-nilai
pendidikan kuno bahwa wanita dalam posisi yangmerugikan.
Mereka tidak pernah berusaha penciptakan kondisi social diamana
perempuan adalah makhluk yang dapat menjadi garda depan dalam mengayomi
masyarakat.
Adalah Ummul Mu’mini Ummu Salamah bi Abi Umayyah radhilallahu ‘anha.yang
dapt menjadi modelo wanita ideal dalam mengarungi kehidupan dalama
berkeluarga. Kalau diibarat sungai yang sedang mengeriong dan padang
rumput yang lagi tandus, sangat jarang ditemukan profil wanita unggulan
seperti Ummu Salamah radhilallahu ‘anha.
Bagaimanakah
peranan Ummu Mu’minin di masa kemunculan Islam ? dan siapakah jati diri
beliau bias ditemukan di secarik kertas yang singkat ini. Insaya allah
Selanjtnya saya berdoa semoga Allah meneriama amal ini sebagai sebuah amal tulus mengharapkan keridhaan_Nya.
Nasab Ummu salamah ra
a. Jalur Ayah
Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah bin Suhail-ia dikenal dengan nama Zaadur Rakbi (
rombongan musafir ). Ia salah seorang Arab yang terkenal dermawan. Jika
ia bepergian, ia tidak membolehkan teman-temannya membawa perbekalan,
namun ia sendiri yang mem bac-up kebutuhan mereka- bin Al Mughirah bin
Abdullah bin Amr bin makzhum bin Yakadzah bin Ka’ab Buin Luai bin
Ghalib. Ummu Salamah adalah wanita Quraisy dari kabilah Makzhum. [1]
b. Jalur Ibu
Ibu Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha adalah Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Khuzaimah bin al Qamah bin Firas. [2]
Nama Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha adalah Hindun. Saudara Ummu Salamah dari pihak ialah Abdullah dan Zuhair, keduanya anak bibi Rasulullah dari jalur ibu.
Hijrahnya Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha
a. ke Habasyah
Ketika
teror yang dilancarkankaum Quraisy terhadap kaum muslimin tambah
menjadi-jadi, pada bulan Rajab tahun keliam kenabian, Rasulullah
mengijinkan para sahabat beliau hijrah ke Habasyah Etiopia ( Afrika).
Ummu Salamaah beserta suaminya, mereka meninggalkan Makkah, tampat
kelahiran merekak meninggalka rmah dan kemuliaan yang tinggi,
meninnggalkan kebangsawanan yang berakar dalam. Semua ditinnggalkan
karena mengharap pahala dan keridhaan Allah semata. [3]
Ummu Salamah dan suaminya abu Salamah bin Abdul Asad hijrah dua kali ke Habasyah. [4] Keduanya orang yang pertama kali hijrah ke Habasyah.
Ibnu Khaisam berkata, “ Nashr bin al Mughirah berkata kepadaku bahwa Sufyan berkata, “ Oarang yang pertama kali hijrah dari kalangan wanita ialah Ummu Salamah”.
b. ke Habasyah
stelah
Ummu salamah kemblai dari habasyah dan Ummu Salamah hendak hijrah ke
Madinah, terjadi insiden antara anrata Ummu salamah dan keluarganya .
Keluarganya melarang dia membawa anaknya Salamah. Anak tersebut mereka
rampas dari tangan ummu Salamah, sehingga tangan anak beliau cidera
sebelah. Untunglah dengan bantuan salah seorang yang kasihan melihat
Ummu Salamah, anak nya itu kembali , sehingga akhirnya turut
bersama-sama dia hijrah ke Madinah. [5]
Suami Ummu Salamah sebelum menikah dengan Nabi saw
Sebelum menikah dengan Rasulullah saw, Ummu Salamah radhiallahu ‘anha bersuamikan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad. Tersmasuk kelompok sepuluh yang masuk Isalam ( assabiqunal awwalun), yang
mendahului masuk Islam adalah Abu Bakar ash Shidiq dan beberapa orang
lainnya yang kalau dihitung dengan jari belum sebanyak jari tangan. [6] Dari pernikahannya dengan abu Salamah ia dikaruniai anak.
Abu
Salamah ra wafat pada tahun 4 H. Abu Salamah ikut beperang pada perang
Badar dan perang Uhud. Ia terkena panah dim lengan dan dirawat sebulan
sampai sembuh setelah itu, rasul mengirimnya seratus lima puluh orang ke
Qathan pada bulan Muharram. Setelah itulah sakitnya kambuh lagi,
kemudaian ia wafat karenanya pada tanggal 8 jumadil Akhir yahun 4 H
Pernikahan dengan Nabi saw
Setelah menjalani masa iddah yang berakhir pada syawal tahun 4 H, lalu rasu menikahinya pada akhir ssyawal.
Rasululullah
saw dating kepadanya, kemudian melipat pakaian luar beliau,
meletakanyya di ambang pintu, san bersandar padanya. Beliau, bersabda,
“hai ummu salamah apakah engkau ingin menikah ?” Ummu Salamah menjawab ,
“ Aku Wanita yang sangat pencemburu, dan khawatir terlihat oleh Nabi
saw apa yang beliau benci”
Rasul pulang kemudian blik lagi kepada
ummu salamah dan bersabda ekepadnya, “ hai ummu salamah, apakah engkau
menikah /” jika engkau ingin menambah maharmu, aku akan menambahnya”.
Ummu Salamah mengulangi ucapan sebelumnya’
Ummu Mabd berkata, “
Hai mummu Salamah,, tahukah engkau apa yang dibicarakan wanita- wanita
Quraisy?merka berkata Ummu salamah menolahk Muhammad karenaia seorang
pemudi Quraisy yang lebih muda daripada belia dan lebih kaya”.
Ummu Salamah pun menghadap Rasulullah saw kemudian beliau menikahinya
Ummu Salamah dalam Do’a Nabi sawa
Imam Ahmad dan ad Daullabi meriwatkan hadits dari Ummu Salamah ra ia berkata, “
“
Rasulullah saw menutup Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain denagn pakaian
berwarna hitam, kemudian bersabda, “ Ya Allah, kepada-Mu dan bukan ke
neraka aku dan anggota keluargaku kembalaui”. Aku berkata, “ Dan Aku,
wahai Rasulu ? Rasulullah saw bersabda, Juga termasuk engkau”. [7]
Kelebihan Ummu Slamah dari istri-istri Rasulullah yang lain
Jika
telah mengerjakan shalat Ashar, Rasulu masuk ke rumah istriistri beliu
astu demi satu. Beliau pertama kali dating ke rumah Ummu salama, karena
ia istri yang palingg tua dan terakhir kalai dating kepadaku.
Ketika
Rasululla menikahi Ummu Salamah, beliau bersabda , Hai Ummu Slamah, aku
pernah mengadiahkan pakaian dan beberapa ons kesturi kepada najasyi.
Saya tahu bahwa najas wafat dan hadiahku an dikembalikan kepadaku, maka
menjadi milikmi.
Apa yang terjadi btul seperti yang disabdakan
Tasul. Hadiah beliau dikembalikan kemudian beliau memberikan sisia ons
kesturi dan pakaian kepada Ummu Salamah.
Ummu Salamah dan Al Islam
Ketika Abu Salamah wafat, Ummu Slamah berkata, “ ia orang asing di negri asing. Kau psti menagisinya dengan yangisan yang menjadi bebabn pembicatraan manusia.”
Aku sudah siap-siap untuk menagisi Abu Salamah, tiba-tiba seorang
perempuan dari tempat tinggi Madinah datang ingin ikut menagis
bersamaku, Rasulullaullah saw datang keapadaku dan bersabda, “ apakah engkau hendak memasukan syetan ke rumah diamana allah telah mengusir syetan tersebut darinya?’
Rasulullah saw bersabda seperti itu hingga dua kali kemmudian aku menahan tangisku dan tidak jadi menagis.
Kontributor Intelektual dalam perjanjian Hudaibiyyah
Ummu
Salamah memiliki andil besar dalam perjanjian Hudaibiyyah. Sikap
kepahlawananya itu menunjukann kecerdasan akal dan sikap tanggap yang
begitu cepat. [8]
Rasulululllah saw beradamai
dengan penduduk makkah dan menulis surat perdamaian antara beliu dengan
mereka. Usai melakukan hal tersebut, Rasululullah saw bersabda kepada
manusia, “ Hendaklah kalian berdiri untuk menyembelih unta dan cukurlah
rambut kalian
Demi Allah tidak ada seorang pun dari mereka yang
berdiri hingga rasulullah saw mengulangi sabda beliau sampai tiga kali.
Ketika tidak ada seorang pun dari mereka yang berdiri dan berkata,
Rasulullah saw masulk ke tempat Ummu Salamah dan becerita kepadanya
tentang hal apa yang beliau terima dari mereka. ”Wahai nabi Allah,
apakah engkau meninginkan sesuatu ?Keluarlah engkau tanpa rbicara
sepatah katapun dengan siapapun, kemudian engkau sembelih untamu dan
engkau panggilah tukang cukurmu untuk mencukur rambutmu.
Rasulullah saw melaksanakan
saran Ummu Salamah. Ketika manusia melihat beliau berbuuat seperti itu,
mereka berdiri unntuk menyembelih unta mereka dan sebagian dari mereka
mencukur segian yang lain, hingga nyaris sebagian dari merak membunuh
sebagian yang lain.”
Memosisikan sebagai Mediator dalam Kasus ‘Utsman dan Aisyah
Sepeningal
Rasulullah , Ummu salamaha tetap tinggal di rumahnya. Dia masih tetap
menyembah Allah dan melaksanakan ajaran al Quran. Kehidupan seperti ini
terus ia hingga jalani hingga masa Yazid bi muawiyyah. Dia tetap
mengamati gejolah dan perkembangan umat Islam . Sesekai memberikan
kebaikan dan perdamaian terhadap seluruh manuasia.
Pada masa
‘kekhilafahan Utsaman bin ‘Affan terjdi perpecahan dalam kubu kaum
Muslimin. Pada saat genting seperti ini Ummu Salamah menunjukan
sikapagung dengan mengahadap kepada Utsman bin ‘Affan dan dengan berani
berkata kepadanya,.” Wahai naku, mengapa aku masih melihat rakyat
menjauh darimu. Kamu jangan berhenti dari manhaj yang pernah ditempuh
oleh Rasulullah. Teruskan perjuangannya seperti yang dilakukan oleh dua
sahabatmu (Abu Bakar dan Umar ibnu Khattab ). Keduanyya selalu berusaha
mengatasi persoalan dengan baik dan tidak pernah berbuat zalim,
memberkan nasihat kepadamu adlahhkku seorang ibu, sedangkan kamu
memiliki hak untuk menaatinya. íUtsaman menjawab, “ Aku sadar dengan
yang engkau katakana, dan nasihatmu akan aku terima dan akan aku
laksanakan.”
Seseorang dar Bani Tamim dating menemui Ummu Salamah dan menanyakan perihal ‘Utsman kepadanya. Ummu Slamah berkata, “orang-orang
mengeluhkan dirinya dan memintanya untuk bertaubat. Utsamn pun
bertaubat dan kembali kepada Allah. Ketiak mereka berhasil menjadikannya
laksana pakaian putih yang suci dari kotoran, mereka menemuinya dan
membunuhnya.”
Ketiak Aisyah bermaksud memisahkan
diri dari kepeminmpinan ali bin Abi Thalib, Ummu Slamah mengirim surat
kepada Aisyah dann menjelaskan sikapnya. Dia tidak dengan keputusan
Aisyah yang hendak menyikapi ali cara kekerasan. Ummu Salamah berkata
kepada Aisyah. “dirimu adalah perantara antara Rasululah dan
ummatya. Hijabmu adalah lambing kesician umat ini Dalam nash al Quran
berisikankesucian dirimu , janganlah engkau mengotyorinya denga
memisahkan dirik kota Bashrah. Rendahkanlah suaramu dan jangan engkau
keraskan bukankan engkau pernah berkata kepada , wahai rasulullah
menghadapi tanntangan berupa gunung dan bukit bukit maka aku akan
membantumu / demikian juga jika engkau rasulullah didatangi oleh
orangorang yang ingin menyakitimu. Setelah itu ada suara yang
mengatakana kepadaku, “ masukalah kedalam surga” kama aku pasti akan
merasa mau bertemu danga Alalah sedangkan aku teklh mengotori hijabku
yang telah rasulyullagh wajibkan bagi diriki. Perbaikilah hijabmu yang
telah dirusakoleh kudamu iti.” [9]
Anak-anak Ummu Salamah
Ummu
Salamah ra mempunyai tiga orang anak ; Salamah, Umar, dan. Zainab.
Mereka semua diasuh di bawah asuhan nabi saw. RAsulullah saw mnikahkan
Salamah derngan Umamah binti hamzah bin Abdul Muthalib. Ummu salamah
hidup hingga masa pemerintahan Abdu Malik bin Marwan. Ia tidak
meriwatkan hadits.
Adapun umar bin Abu Salamah, ia meriwatkan
hadits. Pada asaat rasulullagh saw wafat, ia berusia sembilan tahun. Ia
lahir di habasyah pada tahun 2 Hijriaih dan diangkat Ali bin Abu halib
ra sebagai gubernur Persia dan bahrauin. Ia wafat di madinahpada masa
pemerinthan malik bin Marwan.
Sedang zainab, ia lahir di habasyah.
Tadinya, namanya Barrah kemuduian rasulullah saw mengganti namanya
dengan zainab. Zinab pernah masuk ke tempat rasulullah saw ketika
beliau sedanng mandi, kemudian beliau menyiramkan air ke wajahnya. Wajah
muda tetap memancar pada wajahnya hingga ia berusia lanjut.
Ath-thabrani meriwatkan hadits darik Zaunab ra yang berkata,
“
Jika rasulullah saw mandi, ibuku berkata kepadaku, “ masuklah ke tempat
rasulullh “ aku pun amasuk ke tepat rasulullah saw kemudian ia
meyiramkan iar ke wajahku dan bersabda “:keluarlah”
Al- Athaf berkata, “ ibuku beerkata, “ketiak zaianab berusia lanjut, aku lihat tidak ada sedikitpun pun yabng berkrang dari wajahnya.”
Zainab
dinikahi Abdullah bin Zam’ah bin al Aswad bin al Asadi. Zaianb
melahirakan anak untuk Abdullah bin Zam’ah. Zainab termasuk orang paling
fiqh pada zamanya.
Wafatnya Ummu Salamah
Ummu
salamah ra wafat pada masa pemerintahan Yzaid bin Muawiyah pada tahun
61 H menurut pendapat yang benar. Yazidberkuuasa selama 2 tahun. Ummu
salamah wafat setelah mendapat kabar kematian Husain bin ali ra. Ummu
Slamah wafat dalam usia 84 tahun menurut pendapat yang benar.
Ath-Thabrani meriwatkan dengan para perawi terpercaya dari al Haitsam bin Adi yang berkata, “
istri istri rasululah saw yang yang petama kali wafat ialah Zainab
binti Jahsy yang wafat pada masa khalifah Umar bin Khattab dan yang
terakhir kali wafat adalh Ummu Salamah yang meninggal pada amasa
pemerintahhan Yazaid bi Muawiyah 62 H.
Penutup
Betapa
sikapnya ini menu njukan sikap kepahlawanan dalam dirinya . Dia
menujukan sikap akan ketidak setujuannya atas apa yang terjadi pada diri
Utsman bin Affan, yaitu ujian yang menimpanya dan orang yang
menolongnya dalam menghadapi masamasa sulit yang harus dilalui oleh
Utsman bin Affan, Sikap ini menyunukan keimannanya yang tulus dan
keinginanya yang sangat kuat untuk menghentikan fitnah yang terjadi di
antara kaum Muslimin. Dia sangat tidak suka jika tongkat ketaatan
terhadap sang khalifah Iutsaman bin Affan ternodai.
Semoga kaum
muslimah senantiasa dapay meneladani [patriotisme para peendahulunya
mereka. Semua sikap kepahlawan itu sangat bermanfaat untuk lebih
memperteguh tekad dasn memperdalam rasa keimanan mereka kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
- Syaikh Muhammad bin Yusuf ad Dimasyqi : Istri istri para nabi. (terj) Fadhli Bahri, Lc Jakarata : Darul Falah, 1422 H. cet I
- 2. Imarah Muhammad Imarah : Ketika Wanita lebih utama dari pria. (terj) Nashirul Haq, Lc Jakarata : Maghfirah,2005. cet I
- 3. Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfury : Ar raqaiqil makhtum Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pusataka al Kautsar,2007. cet V
- 4. DR. Abdurrahman Raf’at Basya : Kepahlawanan Generasi Shabat Rasulullah saw. Jakakrta: Media Da’wah1984.
- 5. HM. Yunan Nasution:Muhammad Rasulullah. Jakarta:Dewan Da’wah, 1985. cet I
[1] Syaikh Muhammad bin Yusuf ad Dimasyqi : Istri istri para nabi. (terj) Fadhli Bahri, Lc Jakarata : Darul Falah, 1422 H. cet I hal.405
[2] ibid.
[3] Syaikh shfiyyrahman al Mubarakfury : Ar rqaiqil makhtum Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pusataka al Kautsar. Hal 127
[4]
Hijrah pertama terjadi pada bulan rajab tahun keliliam dari kenabian
dan hijrah kedua terjadi bebrapa bulan setelah hujrah pertama, setelah
kaum Muslimin pulang kemekah karena mengira 9orang oang mekah telah
masuk Islam. Setibanya mereka di mekkah orang ornag quraisy meningkatkan
penyiksaan sehingga kaum muslimin hijrah ke habasyah untuk yang ke
duakali
[5] HM. Yunan Nasution:Muhammad Rasulullah. Jakarta:Dewan Da’wah, 1985. cet I hal 153
[6] DR. Abdurrahman Raf’at Basya : kepahlawanan Generasi Shabat Rasulullah saw. Jakakrta: Media Da’wah,1984. hal.55
[7] al Musnad 2/296
[8] Syaikh Muhammad bin Yusuf ad Dimasyqi : Istri istri para nabi. (terj) Fadhli Bahri, Lc Jakarata : Darul Falah, 1422 H. cet I hal.405
[9] Imarah Muhammad Imarah : Ketika Wanita lebih utama dari pria. (terj) Nashirul Haq, Lc Jakarata : Maghfirah,2005. cet I
hal. 83-84
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan komentar kamu